Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Cara Download Files & Soal

Menungu hujan reda #Part4


“Hujannya masih belum reda” katamu malam itu. Kita masih duduk berdua ditanggul.
“iya” jawabku sambil menatap rintikan air langit tersebut berjatuhan.
“Gak jadi kepasar malam” katamu berguman.
“hmm..” jawabku. Enta h mengapa aku menjadi kesal. Padahal aku sudah membayangkan perjalanan yang akan kita lakukan. Naik kincir ria, lempar karet gelang dan sekarang kita terjebak karena hujan.
Mungkin ini adalah cara Tuhan agar kita dapat saling mengenal. Baik hujan, aku akan melakukannnya.
“Bang, kau suka hujan?” tanyaku.
“Suka…” jawabmu sambil menelangkupkan kedua tanganmu, menampung air hujan didalamnya.
“kau?” tanyamu.
“Enggak..” jawabku,
Kau menoleh. Bingung. Mungkin baru aku wanita pertama yang kau temui dan tak tergila-gila pada hujan yang sering dijadikan sajak oleh penyair-penyair puitis.
“kenapa?” tanyamu kemudian.
Aku terbatuk mencium aroma hujan yang bercampur dengan tanah. Tanganku menggigil.
“oh, kau kedinginan?” tanyamu sambil memakaikan jaketmu kepadaku.
Aku terdiam. Sepersekian detik kemudian aku tersenyum.
“Bang.. sekarang aku suka hujan” kataku sambil melihat kearahmu.
“Kau ini aneh ya.  Tadi katanya tidak suka. Sekarang jadi suka” katamu sambil tertawa terpingkal-pingkal sampai-sampai mata sipitmu menghilang. Ingin rasanya aku meminta plastic kresek hitam dari kakak pedagang ini untuk membungkus suara tawamu dan kudengarkan kapanpun aku mau.
Kau berpikir aku tidak suka hujan karena aku kedinginan. Yang tak kau tahu aku mulai menyukai hujan karena saat dia datang aku dapat merekammu dalam memori.
Hujan kasihan, kau jadi kambing hitam.

Posting Komentar untuk "Menungu hujan reda #Part4"