Berperang Dengan Diri sendiri
Tidak ada yang tahu, apa yang tengah aku perangi di dalam diri setiap saat. Ketika aku membuka mata, menjalani pelik hari yang kadang rasanya lebih panjang, dan bahkan ketika akan memejamkan mata. Kepala dan hati gemar berargumentasi.
Tidak ada yang tahu, bagaimana sulitnya menepis suara-suara asing yang menghantui lorong ruang telingaku sepanjang waktu.
Tidak ada yang tahu, betapa sulitnya membangun diri keping demi keping setiap saat, demi menyempurnakan mau-mau yang terpaksa. Dengan sangat mudahnya satu prakata sederhana menghancurkan aku. Lagi, lagi, dan lagi.
Tidak ada yang tahu, bagaimana aku menutupi lubang-lubang kecil pada diriku sendiri, satu lubang aku tutupi, dua hingga tiga lubang lainnya muncul.
Tidak ada yang tahu, banyak hal yang tengah ku tahan-tahan dalam diri, yang aku mengerti semua hanya demi kebaikan. Entah kebaikan siapa.
Tidak ada yang tahu, mengapa aku harus menutup diri sedemikian rupa, untuk satu dan lain hal yang pernah menghancurkanku. Sebab terlalu percaya dan terbuka.
Tidak ada yang tahu, masalah terberatku bukan sekedar apa yang selalu aku tuliskan; rindu, sendu, sunyi, patah, atau jatuh. Banyak hal yang nyatanya lebih baik ku tutup rapat, hanya ku bagi dengan diri sendiri. Karena, tidak ada satu insanpun di muka bumi ini yang dapat kamu percayai.
Setiap hari aku berperang, dengan diri sendiri, perang yang tidak akan pernah usai.
Aku membenci diriku sendiri, tapi tolong jangan benci aku juga.
Penulis : ian pwezi
Posting Komentar untuk "Berperang Dengan Diri sendiri"